dengan muka rindu engkau datang padaku
dengan senyum manis engkau hapus gerimis
manjamu menghapuskan curiga
yang tersisa didada
aku terbelenggu dalam cintamu yang membiru
aku pun tak tau didalamnya samudra birumu
yang jelas aku tau engkau bukan seutuhnya mencintaiku
engkau masih bersamanya
masih juga menyimpan cinta untuknya
lantas aku engkau jadikan roda yang tersimpan rapi
yang kau tak tahu bahwa aku sakit hati
apakah cinta mengalahkan segalanya
ataukah engkau yang mempunyai cinta istimewa
menjadikan samudra menyatu dengan gunung
hanya engkaulah yang mengetahui
Puisi_puisi Abid Ragil
Sabtu, 09 Juni 2012
Bangun Teriakan Lawan
kapan kalau tidak sekarang
apa kau cukup dengan tidurmu
apa kau cukup dengan sombongmu
apa engkau dungu dengan kemajuan zaman
apa kau cukup dengan tidurmu
apa kau cukup dengan sombongmu
apa engkau dungu dengan kemajuan zaman
zaman telah berubah
sekarang bukan di majapahit
sekarang di era SBY
sombongmu tak bisa engkau jual kawan
tangismu tak akan lagi didengar
bahkan darahmu taklagi merah
sekarang kita bangun dan menatap masa depan
bukan dia sebagai lawan tapi sebagai kawan
bangun, teriakan LAWAN
Kamis, 23 Februari 2012
Perkenankan Aku Masuk
Engkau pun memperkenalkan dirimu
Meski pun engkau begitu menakutkan
Engkau berkali-kali mencoba menyadarkan kami
Engkau telah melebur menjadi aku
Meski pun engkau begitu menakutkan
Engkau berkali-kali mencoba menyadarkan kami
Engkau telah melebur menjadi aku
Namun aku belum mengetahui kamu
Apa hakikat semua ini
Sungguh kau telah menakut-nakuti aku
Bahkan Dalam gundah yang melanda
aku mencoba menerjemahkan semuanya
namun sulit bagiku untuk tau semuanya
ku pasrahkan diriku untukmu
dengan berbekal keihklasan meleburlah jadi aku
yang merasuk melalui sumsum sukmaku
mengendap jadi satu dalam hati
mengaliri setiap denyut nadi
yang menjadi hembusan nafas
Abid Ragil
Perawain Mapaane 2011
Senin, 20 Februari 2012
Kutuangkan Fikiranku
KUTUANGKAN FIKIRANKU
kita generasi muda
kita juga yang harus menjaga, merawat bumi tercinta
aku pijakkan kakiku di tanah kelahiranku
aku pijakkan pula niat didalam hatiku
janji untuk membangun bumi pertiwi
menggugah dustanya angkara murka
mendobrak keserakahan
membela rakyat yang tertindas
jiwa ini menangis melihat ketidak adilan
raga ini ingin bangkit dan maju melawan
besarnya kaum pemarginal peradaban
mengurungku dalam semangat yang membara
kita generasi muda
kita juga yang harus menjaga, merawat bumi tercinta
aku pijakkan kakiku di tanah kelahiranku
aku pijakkan pula niat didalam hatiku
janji untuk membangun bumi pertiwi
menggugah dustanya angkara murka
mendobrak keserakahan
membela rakyat yang tertindas
jiwa ini menangis melihat ketidak adilan
raga ini ingin bangkit dan maju melawan
besarnya kaum pemarginal peradaban
mengurungku dalam semangat yang membara
Semoga saja dia benar tuhan
Semoga saja dia benar tuhan
Zainal abidin, 22 oktober 2011
Lelah fikiran ini
Selalu terhantui kecurigaan
Lemah batin ini
Mengingat akan kesalahan
Tak kuat hati ini jauh
Karena ketrikatan batin telah menyatu
Menjalani hari tanpamu
Sama dengan berjalan menggunakan tongkat
Aku tau kau
Kau menangis
Kamu tau aku
Aku lemah melihat air mata
Kisah indah antara kita
Dusta yang termaafkan
Menerima kenyataan
Semoga saja dia benar tuhan
biarkan aku yang selalu salah
menerima kebohongan
menerima saat kau dan dia bersama
menguji diri seberapa kuat hati ini disakiti
memendam air mata dalam hati
menahan terpaan omongan
membungkam erat telinga
puisipuisiabidragil
CINTA SEPERTI APA...?
engkau memaksa aku utnuk menguras daya fikirku pagi ini
cukup lelah setelah engkau perkosa aku dalam mimpi
sebelum tidur pun engkau menghantui aku dalam awang ingatanku
setan apa kamu
sungguh lemah raga ini engkau racuni
fikiran ini menjadi keruh kala engkau dustai
engkau bilang cinta
cinta yang seperti apa..?
aku putus asa untuk jatuh cinta
aku takut dengan cinta
tapi aku yakin dengan cinta
tapi cinta yang seperti apa
engkau memaksa aku utnuk menguras daya fikirku pagi ini
cukup lelah setelah engkau perkosa aku dalam mimpi
sebelum tidur pun engkau menghantui aku dalam awang ingatanku
setan apa kamu
sungguh lemah raga ini engkau racuni
fikiran ini menjadi keruh kala engkau dustai
engkau bilang cinta
cinta yang seperti apa..?
aku putus asa untuk jatuh cinta
aku takut dengan cinta
tapi aku yakin dengan cinta
tapi cinta yang seperti apa
Langganan:
Postingan (Atom)